Siapa yang tak kenal pengusaha sukses Dawam Suroso, kisah orang sukses yang menginspirasi banyak orang untuk patut ditiru, karena tanpa pendidikan yang memadaipun orang bisa sukses asalkan mau bekerja dengan tekun dan sabar.
Inilah kisah nyata pengusaha sukses dari nol, zero to hero, dengan banyak rintangan yang berhasil dilaluinya!

Bapak Dawam Suroso sang pengusaha muda sukses Indonesia, adalah pengusaha fotocopy, digital printing dan percetakan ritel paling sukses di daerah Depok. Ia merupakan pria kelahiran Malang, 55 tahun yang lalu (tahun 1964). Dibesarkan dalam kondisi yang serba kekurangan, dimana ayah dan ibunya adalah petani di daerah Malang. Tumbuh dengan nilai-nilai agama yang kuat dan keyakinan terhadap masa depan dalam kemandirian.
Hanya satu pesan sang Ayah kepada semua anaknya yang berlima belas itu, sebisa mungkin jangan bekerja pada orang lain. Artinya jangan jadi buruh. Kalau bisa, wiraswasta lebih baik. Bahkan Ayah Pak Dawam sempat berseloroh, “Daripada kamu jadi pegawai orang, mendingan kamu buka warung di depan rumah.” Begitulah kurang lebih saran ayah Pak Dawam mengenai pilihan karir anak-anaknya.
Kelak, ucapan ayahnya terus tertanam pada diri anak-anaknya, termasuk Pak Dawam. Dan kini, mereka semuanya tidak ada yang bekerja pada orang lain. Mereka semua sukses sebagai pengusaha dalam berbagai bidang. Unik memang. Ternyata ucapan seorang Ayah menjadi do’a yang sangat kuat bagi anak. Jadi bila kita menjadi seorang ayah, hati-hati berucap yang terbaiklah pada anak.
Sebenarnya dalam urusan pendidikan, Pak Dawam (Pendiri Cano Digital Printing) kurang begitu beruntung. Ia bahkan tidak tamat SMA karena kekurangan biaya. Saat itu sekolah negeri masih harus bayar. Istilahnya, di kampung, dulu orang tuanya bisa memberi makan anak-anaknya saja sudah untung. Bayangkan, lima belas bersaudara dan Pak Dawam merupakan anak bungsu. Untuk jatah makan saja, Pak Dawam seringkali dibantu kakak tertuanya agar kebagian makan.

Perjalanan Karier Pak Dawam
Ayah dari 3 anak ini mulai tertarik merintis usaha fotokopi sejak tahun 1984 di Malang, Jawa Timur. Sayangnya kurang sukses. Ia pun memutuskan merantau ke Jakarta. Kemudian terdamparlah ia di daerah Depok, dekat kampus UI (Universitas Indonesia -red). Masih penasaran dengan bisnis fotokopi. Tapi modal kurang. Ia pun bekerja serabutan dari mulai menjadi pemungut bola tenis, kuli bangunan, pemulung barang bekas, dan banyak lagi, semata untuk menyambung hidup di kota besar yang keras. Sambil kerja serabutan, Ia tetap berusaha mengumpulkan modal dengan susah payah. Caranya dengan mengurangi jatah makan, tidak beli barang yang tidak terlalu penting dan tidak ada jadwal rekreasi.
Tekadnya untuk wiraswasta dari petuah ayahnya terus membekas. Akhirnya terkumpul modal. Lima belas juta. Pak Dawam berpikir keras agar modal itu bisa cukup. Ia memutuskan membeli dua buah mesin fotokopi bekas yang dibelinya dari Surabaya. toko pertamanya di jalan Margonda, yang saat itu belum seramai sekarang. ia beri nama fotokopi Aladdin. Di tempat berukuran 3 x 15 meter, tidak seperti saat di Malang, usaha fotocopi-nya di Depok mulai berkembang.
Tidak buru-buru menikmati hasil. Dalam beberapa tahun, Ia terus mengembangkan usaha fotokopi dengan membangun cabang yang ke-2, yaitu Buring copy & digital printing. Nama Buring sendiri mengingatkan pada kota kelahirannya, karena diambil dari nama pegunungan yang membujur di sebelah timur kota Malang.
Tentang Printshop PT Dasa Prima
Bertahun-tahun Bapak Dawam Suroso menjalankan usaha fotokopi-nya. Dari mulai menjalankan sendiri operasional tokonya, hingga terus menambah mesin percetakan dan karyawan. Sempat mengalami problem finansial saat krisis moneter di tahun 1998.
Pasca kerusuhan 1998, usaha fotokopinya terus bangkit dan makin besar. Cabang pun terus didirikan. Hingga saat ini ada lima outlet digital printing dan satu percetakan offset yang tersebar di Jalan Raya Margonda, Depok dan satu outlet di Serpong, Tangerang.

Ciri khas nama outlet milik Pak Dawam adalah namanya yang berbeda-beda sesuai urutan alphabet A, B, C, D, E, F kecuali percetakan offsetnya.
Enam lokasi percetakan digital printing termurah, diantaranya di Jalan Raya Margonda Depok, yaitu :
- Aladdin copy & digital printing.
- Buring copy & digital Printing.
- Cano digital copy & printing.
- Data copy & digital printing.
- Era copy & digital offset.
- Percetakan offset, De’Press.
Sementara, satu outlet berlokasi di Serpong, Tangerang, yaitu Fast Print.
Mengenai Mesin Percetakan PT Dasa Prima
Setiap outlet terdapat mesin production printing. Perusahaan yang dimilikinya menggunakan mesin digital Canon, Fuji Xerox, Konica Minolta, HP Indigo. Belum lagi mesin-mesin digital printing large format indoor dan outdoor yang tak terhitung lagi b
Untuk sektor offset, Pak Dawam mendirikan perusahaan lain dengan nama outletnya, De’Press Offset printing. Cukup lengkap sarana yang dimiliki percetakan offset Pak Dawam yang berlokasi di jalan raya Margonda ini. Ada 1 unit mesin cetak offset Heidelberg Speedmaster 74 – 4 warna terbaru dan 1 unit Heidelberg SM 52-4 warna, mesin CTP Kodak trendsetter, dan mesin-mesin finishing.
Tentang Divisi Photobook
Sejak 2013, PT Dasa Prima telah mendirikan pula divisi photobook, dengan nama Hikaye. Lokasinya di outlet Era. Hikaye merupakan pelopor dalam bisnis photobook di daerah Depok. Pelanggan dapat membuat photobook dengan berbagai desain, ukuran, maupun jumlah halamannya. Cukup mengirimkan foto-foto yang akan dibuatkan photobook.
Tim Hikaye yang akan mendesainnya hingga proses cetak dan finishingnya selesai. Pembuatan photobook dipatok dalam berbagai spesifikasi harga. Untuk pencetakannya dilakukan dengan mesin HP Indigo.
Prinsipnya Dalam Hidup dan Bekerja
Bagi Pak Dawam, pilihan antara membangun bisnis percetakan dan merubah jalan hidup tidaklah mudah. Hidup perlu memiliki keseimbangan. Harus dinikmati. Begitu pula dalam hal pekerjaan. Ia tidak ingin dikerjain oleh pekerjaan. “Saya juga memisahkan antara pekerjaan dengan urusan rumah tangga, sehingga saya dan keluarga tidak pernah tinggal seatap dengan kantor,” ujar Pak Dawam saat redaksi wawancarai. Setiap orang mungkin berbeda dalam cara menikmati hidup. “Bahkan saat muda, saya pernah memimpikan punya mobil BMW dan akhirnya mobil BMW keluaran baru terbeli walaupun toko saya saat itu baru satu dengan mesin Xerox 1 unit, ha… ha.. ha.”
Begitulah, cara sukses pengusaha muda Indonesia dengan caranya membangun bisnis percetakan mulai dari nol tersebut perlu ditiru oleh kalangan milenial Indonesia yang kebetulan hanya putus sekolah di tengah jalan!
Sumber inspirasi: